RESUME JURNAL Transformasi Sustainability Reporting Menuju Integrated Reporting (IR) Sebagai Cerminan Semakin Luasnya Akuntabilitas dalam Corporate Governance
Judul Jurnal :
Transformasi
Sustainability Reporting Menuju Integrated Reporting (IR) Sebagai Cerminan
Semakin Luasnya Akuntabilitas dalam Corporate Governance.
Jurnal Oleh :
Daeng
M. Nazier & Indah Umiyati (Dosen Tetap
STIE Sutaatmadja Subang)
Dimensia Volume 12 Nomor 1 Maret 2015
: 1-34
Pendahuluan :
Dalam kerangka
stakeholder theory, perusahaan
melalui mekanisme corporate governance
diharapkan dapat menjaga
akuntabilitasnya selain kepada shareholder juga kepada pada
stakeholder lainnya. Perusahaan
mulai menyadari kebutuhan untuk
mengkombinasikan semua aspek dalam
sustainability reporting dan
laporan keuangan kedalam sebuah
laporan tunggal, yang kemudian
disebut dengan istilah
integrated reporting <IR>.
Tulisan ini mencoba untuk mengkaji transformasi sustainability reporting
menjadi <IR>, dukungan dan kritik
atas aplikasi <IR>
oleh perusahaan sebagai cerminan akuntabilitas, penelitian
mengenai aplikasi <IR>
oleh perusahaan serta
sejauhmana aplikasi <IR>
oleh perusahaan di Indonesia. Transformasi Sustainability Report menuju <IR> membutuhkan
kerangka berfikir yang terintegrasi
sehingga menghasilkan <IR>
yang sebenarnya bukan hanya
sekedar window dressing
dan laporan kombinasi.
Disamping manfaat
yang dirasakan oleh perusahaan
yang mengaplikasikan <IR>,
terdapat beberapa kritik atas
kerangka <IR> yang
masih dalam tahap perkembangan.
Hal ini memberi ruang kepada pada akademisi untuk mengkaji lebih lanjut
mengenai tradeoff antara manfaat dan
biaya dari aplikasi <IR> oleh perusahaan serta
mengkaji pengembangan kerangka <IR> yang
benar-benar efektif mencerminkan
integrasi informasi keuangan dengan
strategi berbasis
sustainability dari perusahaan.
Penerapan <IR> di Indonesia masih memerlukan usaha keras baik dari
pihak internal perusahaan maupun
eksternal perusahaan dan masih
cenderung merupakan tambahan
biaya dengan manfaat yang
belum pasti karena
pasar modal di Indonesia belum efektif dan efisien.
Pembahasan :
1. Stakeholders Theory
Berdasarkan
stakeholder theory perusahaan harus
menciptakan kekayaan untuk
semua stakeholders, hal ini
berbeda dengan model keuangan tradisional yang mencipakan nilai
hanya untuk agent
dan principle (pemegang saham).
Teori ini menyatakan
kesepakatan antara perusahaan dengan masyarakat, yang mengijinkan
perusahaan untuk mengkonsumsi
sumberdaya alam, manusia dan sumberdaya
lain untuk menghasilkan barang dan
jasa dan menghasilkan
limbah (dengan cara
yang dapat mempertahankan keberlangsungan masyarakat dan lingkungan) sehingga
pada saat yang
sama harus menciptakan kekayaan
juga bagi semua stakeholders dan pihak
lain yang berkepentingan.
2. Corporate Governance
Corporate
governance memiliki peranan penting dalam organisasi, setiap bisnis memerlukan
sebuah badan pengelola yang menjamin
perusahaan tersebut berjalan dalam arah
yang baik dan
benar. Pentingnya corporate governance meningkat
pada awal abad
ke 20 setelah berbagai peristiwa
fraud yang terjadi
di perusahaan, kesalahan pengelolaan
manajerial dan kasus pelanggaran hukum yang menyebabkan kerugian besar dari
kekayaan pada pemegang saham.
3. Akuntabilitas
Akuntabilitas sebagai
salah satu prinsip corporate governance
dapat didefinisikan sebagai kewajiban untuk menyediakan akun atau rekening untuk setiap tindakan
yang harus dipertanggungjawabkan, konsep utama dari
akuntabilitas mencakup: kepada siapa perusahaan bertanggungjawab dan untuk apa
perusahaan bertangungjawab (Zyl, 2013).
4. Sustainability Reporting
Sustainability adalah
konsep yang abstrak
yang maknanya tergantung pada individunya, dimana individu yang berbeda
akan mempunyai makna
yang berbeda. Sustainability bisa
diartikan evaluasi terhadap
aktifitas suatu entitas terkait dengan dampaknya terhadap generasi di
masa datang juga stakeholders sekarang (Roth, 2014).
5. Integrated Reporting
Intergrated Reporting <IR> dikembangkan dalam praktek
pelaporan keuangan dan
ESG (Environmental, Social and Governance) sebagai
alat bagi perusahaan untuk secara strategis mengelola operasi, merk dan
reputasinya terhadap stakeholders dan mempersiapkan dengan
lebih baik untuk
mengelola berbagai resiko yang
mungkin timbul dalam keberlangsungan bisnis
jangka panjang (King,
2010).
Metode dan Pendekatan :
Tulisan ini
menggunakan pendekatan literatur review dengan
mengkaji tulisan baik
berupa penelitian kuantitatif
maupun analisis kualitatif dari berbagi sumber seprti jurnal
ilmiah dan majalah
dari tahun 2010
s.d. 2014. Hal ini
untuk memenuhi tujuan
yang dimaksud yaitu
mengetahui:
·
Transformasi
sustainability reporting menjadi <IR>,
·
Dukungan dan
kritik atas aplikasi
<IR> oleh perusahaan
sebagai cerminan akuntabilitas,
·
Penelitian mengenai
aplikasi <IR> oleh
perusahaan, serta
·
Sejauhmana aplikasi
<IR> oleh perusahaan
di Indonesia.
Hasil Pembahasan :
·
Transformasi Sustainability Reporting
menuju Integrated Reporting <IR>
·
Dukungan untuk
Integrated Reporting <IR>
sebagai Cerminan Akuntabilitas Perusahaan
·
Kritik atas
Integrated Reporting <IR>
sebagai Cerminan Akuntabilitas Perusahaan
·
Penelitian Mengenai
Aplikasi Integrated Reporting
<IR>
·
Aplikasi
Integrated Reporting <IR> di
Indonesia Hingga Saat Ini
Simpulan dan Rekomendasi :
Berdasarkan pembahasan
diatas mengenai aplikasi <IR>
dapat diambil beberapa
kesimpulan dan rekomendasi
sebagai berikut:
1.
Transformasi Sustainability Report
menuju <IR> membutuhkan
kerangka berfikir yang
terintegrasi sehingga
menghasilkan <IR> yang sebenarnya bukan hanya sekedar
window dressing dan
laporan kombinasi. Transformasi Sustainability Reporting Menuju
Integrated Reporting (IR) Sebagai Cerminan Semakin Luasnya Akuntabilitas
dalam Corporate Governance.
2.
Disamping manfaat
yang dirasakan oleh
perusahaan yang mengaplikasikan
<IR>, terdapat beberapa kritik
atas kerangka <IR>
yang masih dalam
tahap perkembangan.
Hal ini memberi
ruang kepada pada akademisi
untuk mengkaji lebih
lanjut mengenai tradeoff antara
manfaat dan biaya dari aplikasi <IR>
oleh perusahaan.
3.
Para
akademisi juja mengambil peran untuk mengkaji pengembangan kerangka
<IR> yang benar-benar efektif mencerminkan
integrasi informasi keuangan
dengan strategi
berbasis sustainability dari perusahaan.
4.
Penerapan <IR>
di Indonesia masih
memerlukan usaha keras
baik dari pihak
internal perusahaan maupun
eksternal perusahaan.
5.
Penerapan <IR>
di Indonesia masih
cenderung merupakan tambahan
biaya dengan manfaat
yang belum pasti karena
pasar modal di
Indonesia belum efektif dan efisien.
Oleh : Yusiresita Pajaria, S.E